Selasa, Juni 30, 2009

Apa urusanMu dengan kami hai Anak Allah?

Bacaan
(Kej 21:5.8-20a; Mat 8:28-34)


“Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan.Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka” (Mat 8:28-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Penjahat atau orang jahat yang ketahuan kejahatannya dan terpepet pada umumnya melakukan ‘defense mechanism’ dengan berteriak keras untuk membela atau melindungi diri alias menutupi kejahatan atau kekurangannya. Itulah yang terjadi ketika Yesus lewat dan mereka yang kerasukan setan berteriak :”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?” . Mereka ketakutan bertemu dengan Yesus dan mereka (setan-setan) minta untuk dipindahkan dari manusia ke kawanan babi, dan memang atas perintah Yesus setan-setan pun masuk atau pindah ke kawanan babi-babi itu. Hal ini mungkin yang menjadi inspirasi mengapa saudara-saudari kita umat Islam mengatakan bahwa daging babi itu haram. Lepas dari masalah haram atau tidak haram tentang daging bagi, saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri bahwa setan-setan tunduk atau dapat dikalahkan oleh Tuhan, maka baiklah ketika kita bersama dan bersatu dengan Tuhan tidak perlu takut dan gentar menghadapi orang-orang jahat atau yang tidak baik. Kita datangi saja mereka dan ketika mereka melihat kita, orang baik dan berbudi pekerti luhur, mereka pasti akan menyingkir atau melarikan diri. Sekiranya mereka menggertak anda dengan suara keras, hendaknya ditanggapi dengan tenang dan rendah hati, jangan dilawan atau dibantah. Kutipan Warta Gembira di atas juga dapat menjadi bahan mawas diri bagi siapapun, entah di dalam masyarakat/tempat tinggal atau tempat kerja, merasa sendirian sebagai yang beriman pada Yesus Kristus dan mengalami ejekan atau cemoohan dari orang lain. Jika anda merasa diejek atau dihina hendaknya tetap tenang dan setia dalam penghayatan iman maupun melaksanakan tugas pengutusan dan pekerjaan sebaik mungkin.

· "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu." (Kej 21:12-13), demikian firman Tuhan kepada Abraham, menanggapi kekesalan hati Sara. Baik Ismael maupun Iskak adalah keturunan Abraham, bapa umat beriman. Sayang di antara para keturunan Abraham sampai kini sering masih terjadi ketegangan atau permusuhan, antara lain terjadi antara mereka yang mengaku beragama Kristen, Katolik maupun Islam. Kita sama-sama keturunan Abraham, bapa umat beriman, maka hendaknya kita senantiasa bersaudara dan bersahabat dengan sejati. Dengan ini kami mengharapkan mereka yang bersikap dan bertindak fanatik sempit alias senantiasa hanya membenarkan diri atau kelompoknya dan menyalahkan orang atau kelompok lain. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui hidup sehari-hari, baik melalui sesama maupun tugas pekerjaan. Orang yang sedang mempersembahkan diri pada.umumnya tenang, hening, rendah hati, lembah lembut, menarik dan memikat, maka jika kita semua sungguh beriman berarti kita saling rendah hati, lemah lembut, menarik dan memikat. Segala bentuk perpisahan, permusuhan, saling mengejek dan melecehkan hemat saya berasal atau bersumber dari setan , maka hemat saya segala macam bentuk tawuran atau bentrokan yang masih marak dalam kehidupan masa kini berarti setan masih merajalela dalam kehidupan bersama.


“Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang- Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?” (Mzm 34:10-13)

0 komentar:

Posting Komentar

We wait your comment !